Sabtu, 11 Desember 2010

BEKANTAN

NADHIFA, saya menulis blog ini khusus untuk membahas tentang Manusia Kawat dan pengalaman anda menghadapi ilmu gaib agar tidak mengganggu diskusi tentang Freewill dan Predestinasi. Menurut saya Noorsyaidah si manusia kawat MEMBUAL, ini bukti buktinya. Saya meragukan cerita Ang Che Chen tentang kawat, ijuk dan barang-barang santet lainnya keluar dari tubuh pasiennya.
Ang Che Chen menulis:
Ibu ini adalah seorang guru ngaji di kotanya Sangatta, dan sudah 17 tahun menderita. nah karena ia guru ngaji yang taat, dari statement yang saya baca tetap metode penyembuhan yang diminta adalah sesuai agamanya dia, bahkan untuk dioperasi pun ibu ini masih enggan, mungkin masih trauma dengan operasi operasi dulu yang gagal.
Saya tidak mengikuti berita ini secara rutin, kalo pas lg iseng baca koran saja. Nah di koran tribun kaltim, itu ceritanya berseri dan cukup 'seru' bagi kalangan mereka, bahkan para tim medis dan dokter telah melakukan rontgen dan ditemukan 30 bh kawat dalam tubuh ibu ini. 25 sudah nongol keluar, yang 5 masih 'ngumpet' di dalam. 

Noorsyaidah bahkan telah melakukan pengobatan ke luar Kalimantan, tepatnya di sebuah rumah sakit terkenal di Surabaya, Jawa Timur. Namun, nasib baik tetap tidak berpihak kepada perempuan berusia 40 tahun ini karena setelah kawat dicabut dari tubuhnya, beberapa hari kemudian bermunculan lagi.


Kakak kandung Noor, Hj Siti Robiah, menceritakan, pernah juga menyaksikan langsung operasi yang dilakukan oleh empat orang dokter spesialis bedah terhadap adiknya itu. Para dokter tersebut bahkan terpaksa menggunakan besi berani (magnet) agar kawat bisa ditemukan dalam tubuh Noor.


"Karena kawat-kawat itu tidak hanya yang bermunculan di tubuh Noor, tapi hasil rontgen memperlihatkan ada puluhan kawat lagi di dalam perut dan di dalam perut itu seperti hidup, bisa lari-lari atau berpindah tempat. Makanya, saat dibedah para dokter terpaksa menggunakan besi magnet agar besi kawat bisa ditemukan dan diambil. Dan itu tadi, setelah diangkat, kawat-kawat itu beberapa hari kemudian bermunculan lagi," kata Robiah.

Bentuk kawat yang tumbuh di badan Noor memang tak jauh berbeda dengan jenis kawat lainnya, besarnya seperti peniti berukuran besar. Saat Tirbun memegang salah satu kawat yang sempat dikoleksi Noor, kawat tersebut seperti kawat biasa mudah berkarat dan sudah berwarna kecoklatan. Panjangnya pun bervariasi, mulai dari 10 cm hingga yang sekitar 20 cm. Ada yang hanya satu sisi saja yang runcing dan lainnya kedua sisi runcing.
 
Rumah sakit di Surabaya yang memiliki fasilitas bedah tidak banyak, yang mampu melakukan pembedahan oleh 4 dokter bedah jauh lebih sedikit lagi. Namun tidak ada satu wartawanpun yang mencatat NAMA rumah sakit terkenal itu dan melakukan KONFIRMASI ke rumah sakit itu dan dokter-dokter yang membedahnya.
Coba bayangkan, empat orang dokter sedang melakukan operasi, setelah perutnya dibelah, mereka tidak dapat menemukan kawatnya, namun keempatnya tidak kehilangan akal lalu menggunakan magnet. Dari mana magnet itu di peroleh? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan magnet itu? Magnet sebesar apa yang digunakan sehingga mampu membuat kawat-kawat itu tidak bisa pindah tempat? Anda yakin ada orang awam yang diizinkan untuk menyaksikan operasi demikian di rumah sakit? 
Bekas Operasi 
 
Coba perhatikan foto tersebut di atas,  di mana luka BEKAS operasinya? Apakah keempat dokter bedah tersebut melakukan operasi GAIB seperti yang dilakukan oleh Damianus Wera?
Di mana catatan medis dari rumah sakit di Surabaya itu? Di mana foto rontgen yang menunjukkan ada puluhan kawat lain di dalam perutnya? Kenapa dokter-dokter yang menanganinya tidak melakukan konsultasi dengan dokter-dokter di rumah sakit ngetop di Surabaya yang pernah menanganinya dulu?
Apabila santet memang ada dan Ibu itu memang kena santet, maka dukun yang menyantetnya pasti dukun PALING berbelas kasihan di dunia. Karena dukun itu dengan teliti mengasah ujung-ujung kawat itu agar runcing sehingga mudah ketika hendak menembus daging. 
rontgen 
Ang Che Chen, silahkan melihat foto rontgen Noorsyaidah, tolong tunjukkan kepada saya, di mana ke 5 batang kawat yang masih NGUMPET itu berada? Nah, mungkin ada dokter di sini yang memiliki kemampuan untuk membaca gambar rontgen sehingga dapat memberi konfirmasi?
Ang Che Chen, ada begitu banyak pertanyaan dan ALASAN yang saya lontarkan untuk membuktikan bahwa Noorsyaidah MEMBUAL. Sementara anda MENYIMPULKAN bahwa itu adalah SANTET. Atas dasar apa anda mengambil kesimpulan? Atas dasar berita koran? KArena jarak rumahnya hanya 3 menit dari anda, maka anda dapat MERASAKANNYA? Tuhan memberi tahu anda? Bila dalam kasus ini anda begitu CEROBOH menarik kesimpulan, apakah anda yakin dalam kasus-kasus lain yang anda hadapi yang anda katakan sebagai kasus SANTET anda tidak CEROBOH?
SANTET itu tidak ada, para dukun dan pengkotbah alam gaib yang mengajarkannya MEMBUAL.
Ang Che Chen, anda menulis:
Saya sudah berhadapan berapa kali dengan kasus seperti ini face to face dengan orang orang yang kena santet. cuman yang ditanam di dalam tubuh 'pasien'' saya kawatnya lebih kecil, dan benda benda kotor seperti ijuk sapu, dll. Semuanya pun harus keluar ketika dihardik dalam nama Yesus. Wah seru pokoknya kalau lagi 'fight' lihat roh roh jahat yang lagi manifest di dalam tubuh 'pasien' itu saat ketakutan mendengar nama Yesus itu lucu lucu lho.
'Pasien' saya yang ngalamin kasus ditanam 'benda2 aneh', sempat buat saya bingung di tanam di 'kantung kemih'nya. ukurannya lebih kecil dibanding kawat bendrat pengikat besi beton. tapi udah beres tuh.
 
Waktu itu saya sempat tanya Tuhan sebentar, gimana case yang ini bahkan kok pendeta2 gagal. mana tanda mereka sbg orang percaya. Tuhan katakan gini intinya.. Siapa yang memantra mantrai perempuan ini,? terus saya jawab pendeta setan. Tuhan tanya lagi terus kamu siapa? saya jawab saya cuma hamba Tuhan. Terus Tuhan tanya mana yang lebih hebat kuasanya hamba Tuhan atau hamba hantu. Saya bilang ya pasti hamba Tuhan.  Terus Tuhan bilang 'sikat' dan habisi . Selesai deh..kebetulan yang ini nda perlu pake puasa segala kok . saking hebatya kuasa Yesus tukang santetnya jadi gila setelah itu. saya ngelayani 'pasien' ini waktu itu di Surabaya, tukang santetnya ada di kota Malang.. tapi jarak pun bukan masalah bagi Yesus kita. 
Ang Che Chen, anda benar-benar luar biasa karena MAMPU bercakap-cakap dengan Tuhan seolah ngobrol dengan kawan. Apakah Tuhan yang memberi tahu anda bahwa wanita itu kena SANTET dan dukunnya ada di Malang? Bahkan Tuhan juga memberi tahu anda bahwa dukun santetnya gila setelah anda kalahkan ilmunya? Apabila wanita itu memang kena santet, kenapa anda tidak bercerita tentang benda-benda santet yang keluar dari tubuh wanita itu? Anda tidak melihatnya? Bagaimana anda yakin benda-benda itu sudah keluar bila anda tidak melihatnya? Tuhan memberi tahu anda?
Saya ingin bertanya sekali lagi, apakah anda memang melihat dengan MATA telanjang ketika benda-benda SANTET keluar dari tubuh pasien anda? Atau anda hanya MERASA bahwa benda-benda itu keluar? Atau anda mendapat penglihatan GAIB barang-barang itu keluar?
Ang Che Chen, selama bertahun-tahun saya mengamati dan menyelidiki prilaku orang-orang Kristen yang MENGAKU mampu ngobrol dengan Tuhan seolah ngobrol dengan teman, jalan-jalan ke surga dan neraka, bertemu dengan Yesus Kristus, jalan-jalan ke alam gaib (tempat tinggal iblis dan roh teritorial), berhadapan dengan ilmu-ilmu gaib (Santet, pelet, dll). Mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, namun belum pernah saya bertemu dengan KISAH SEJATI.
Ang Che Chen, tanpa mengurangi rasa hormat, namun maaf,  saya TIDAK PERCAYA anda pernah MELIHAT dengan mata telanjang BARANG SANTET keluar dari tubuh orang yang anda doakan apalagi dukunnya menjadi GILA karena pesiennya anda tengking. Anda CEROBOH atau anda MEMBUAL?
Ev. Daud Tony adalah seorang pengkotbah alam gaib mantan dukun yang secara sistematis mengajarkan orang-orang Kristen tentang keberadaan ilmu-ilmu gaib dan cara menghadapinya baik melalui kotbah-kotbahnyamaupun buku-bukunya. Di tetangga kita, SABDAspace ada banyak tulisan MENGUJI ajaran Daud Tony  dan membuktikan bahwa dia MEMBUAL.

 By. Nadhifa Nur Fadhila AP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar